Rabu, 09 Juni 2010

dharma wacana

PASEMETONAN MAHASISWA HINDU DHARMA UNIVERSITAS WARMADEWA

Mei 13, 2009

Yang Tersisa Dari Dharma Wacana Pedande Gunung

Diarsipkan di bawah: Renungan — pmhdwarmadewa @ 9:21 pm
4 Votes
Quantcast

PMHD Unwar sebagai organisasi tingkat kampus cukup intens menggelar acara-acara kemasyarakatan yang senantiasa berjalan sesuai dengan ajaran Dharma dan filosofi Tri Hita Karana. Salah satunya yang penulis masih ingat adalah ketika terselenggaranya Dharma Wacana Ida Pedande Gde Made Gunung dari Griya Purnawati Blahbatuh pada tanggal 16 Februari 2006. Seperti apa?

Kegiatan dharma wacana ini diadakan dalam rangka upacara besar Karya Wraspathi Kalpa di Kampus Unwar. Nah pada saat itu pimpinan teras PMHD Universitas Warmadewa berinisiatif mengadakan Dharma Wacana dengan mengundang Sulinggih Tersohor Bali, Ida Pedande Gde Made Gunung. Persiapan acara murni dilakukan oleh segenap panitia bentukan PMHD. Tema dharma wacana pada waktu adalah “Aktualisasi Nilai-nilai Universal Hindu Dalam Kebhinekaan Hidup Masyarakat Intelektual Kampus. Oleh Pedande Gunung, tema ini diperas menjadi ” Nilai-Nilai Kasih Sayang Menurut Hindu”. Secara kebetulan memang tanggal 14 Februari oleh anak-anak muda sering diperingati sebagai hari kasih sayang atau valentine.
Secara umum, nilai-nilai kasih sayang menurut Ida Pedande dalam konsep Hindu jangan dibawa terlalu jauh. Tengok saja dalam sebuah keluarga, bagaimana kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Setiap keluarga tentu berbeda-beda. Dalam konsep Tri Rna (Tiga Hutang), dikenal ada, tiga hutang; Dewa Rna, yakni hutang kepada Tuhan/Ida Bethara, Pitra Rna yakni hutang kepada Leluhur yang sudah meninggal dan Rsi Rna, yaitu hutang kepada kepada orang-orang suci. Nah apa kaitan tiga macam hutang ini dengan konsep kasih sayang? Dalam pelaksanaan tiga hutang ini, hendaknya didasarkan atas kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Karena kalau tidak didasari oleh perasaan kasih sayang, semuanya akan berakhir dengan kesia-siaan. Menurut Ratu Perande, demikian juga halnya dengan kehidupan masyarakat kampus, antar manusia-manusia pemghuni kampus, hendaknya saling mengasihi, hindarkan rasa saling benci dan menjelekkan orang lain. Segenap civitas akademika kampus Unwar diingatkan untuk senantiasa mengedepankan intelektualitas dan akal sehat dalam menyelesaikan masalah. Lebih jauh Pedande yang terkenal dengan dharma wacananya ini menambahkan bahwa sekarang ini telah terjadi degradasi moral dalam segenap lapisan masyarakat Bali. Untuk itu, Pedande secara khusus meminta agar masyarakat intelektual kampus agar mampu menjadi benteng moral bagi Bali. Jangan malah menjadi pelopor kehancuran Bali.
Acara Dharma Wacana yang digagas PMHD Unwar ini, dihadiri kurang lebih 300 peserta, yang membludak memenuhi gedung auditorium Unwar. Acara ini juga direlay oleh Bali TV dan tayang sebanyak 3 kali. Ketua panitia saat itu adalah Gede Yuni Eka Saputra, dari Fakultas Hukum. Salah seorang putra Pedande Gunung, Gusde yang menyertai rombongan Pedande mengungkapkan kekagumannya dengan antusiasme peserta dan setting ruangan yang menurutnya paling bagus dari sekian dharma wacana yang pernah digelar ditingkat kampus. Pada acara tersebut Pedande Gunung didampingi oleh Rektor pada masa itu, almarhum Prof. dr. Ida Bagus Tjitarsa. Semoga acara-acara seperti tetap menjadi menu wajib kegiatan PMHD Unwar.
Memori Dharmaning Mahasisya Mahottma 2006,
Administrator PMHD Worldwide Network

5 Komentar »

  1. Rate This
    Quantcast
    Om Swastiastu,, saya selaku mahasiswa ingin bertanya bagaimana caranya kita bisa mengetahui diri pribadi, karena saya sampai saat ini belum bisa mengenal diri pribadi..apa yang harus saya lakukan itu saya sendiri bingung???
    Komentar oleh astuti — Desember 16, 2009 @ 12:27 pm
  2. 2 Votes
    Quantcast
    Om Swastyastu Saudari Astuti,
    Angayu bagia kami ucapkan semoga selalu dalam lindungan Ida Hyang Widhi Wasa. Terima kasih atas atensinya kepada blog PMHD khususnya artikel dharma wacana ini.Sesungguhnya kami, n kita semua masih dalam proses pembelajaran. Terkait dengan pertanyaan anda, kami kira yang bisa dilakukan adalah dengan sering berbuat, tetaplah berkarma, dalam keseharian kita pasti akan menemukan hal-hal baru, suka-duka, sedih bahagia. Itu adalah proses kehidupan, sekaligus proses sang diri. Jangan takut salah dalam berbuat. Asal, komitment awalnya anda berniat baik n lurus. kalo ada masalah/kesulitan, hadapilah, disana kita akan menemukan hikmah.Karena sesungguhnya segala sesuatu di dunia ini terjadi, adalah mengikuti hukum-Nya.Sebagai manusia kita dituntut berperan dengan baik. Contoh kecil, sebagai mahasiswa, kadang kita lupa atau tidak bisa mengerjakan tugas atau paper tepat pada waktunya disebabkan karena hal yg masuk akal spt, sakit misalnya. Sampaikan ke dosen, alasannya, jgn takut, tentu beliau akan memberikan pandangan n solusinya. Untuk diskusi lbh lanjut silahkam anda layangkan email ke pmhd_unwardps@yahoo.com atau bergabunglah dgn komunitas PMHD di facebook search;Pmhd Warmadewa.Om Shanti3 Om,
    Administrator PMHD Worldwide Network
    Komentar oleh pmhdwarmadewa — Desember 19, 2009 @ 12:05 am
  3. 1 Votes
    Quantcast
    bagus perlu ditingkatkan kembali….
    Komentar oleh i gusti N.S. S.STP — Desember 28, 2009 @ 6:15 am
  4. 3 Votes
    Quantcast
    om swastiastu
    Ratu prande Nabe titiang minta petunjuk dan bimbingan ratu mengenai rong tiga.
    titiang adalah anak pertama , saat ini titiang tinggal di Denpasar dan sudah punya rumah sendiri.
    di Denpasar titiang sudah membuat PADMA SARI, apakah titiang perlu membuat rong tiga, sedangkan di Gianyar titiang sudah ada merajan rong tiga. bagaimana sebaiknya?
    Komentar oleh desak ketut padmasari — Januari 23, 2010 @ 10:40 am
  5. Rate This
    Quantcast
    om swastiastu
    sane wangiang tityang ratu perande , tityang jagi metaken inggihan punike ,
    tityang mewaste i ketut suparta asal br.peken desa bakas kec.br.angkan, kab, klungkung, sehari hari tityang ring dalung permai denpasar, sane tunasang tityang ring dalung tityang sampun ngelinggihang padma sari , apakah tityang harus ngelinggihang kemulan malih ?? suksma
    om santi santi
    Komentar oleh ketut suparta — Maret 22, 2010 @ 8:19 pm

RSS umpan untuk komentar-komentar dalam tulisan ini. URI Lacak Balik

Tinggalkan komentar




Tidak ada komentar:

Posting Komentar